PENDAHULUAN
Tujuan utama
sebuah pemasaran pada perusahaan atau profit organization adalah
untuk mendapatkan keuntungan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya dan untuk
mengembangkan perusahaan. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang
mampu menghadirkan kemudahan dan kecepatan akses informasi berkontribusi pada
semakin sulitnya memuaskan konsumen masa kini. Mereka menuntut sekaligus customized
products, speed, flexibility, quality, superior service, dan cost
effective solutions. Konsekuensinya, perusahaan tidak dapat survive
tanpa kemampuan memahami setiap pelanggan sasaran dan menawarkan produk dan
jasa yang lebih ter-customized kepada mereka(Tjiptono, 2008). Para
pemasar juga dituntut untuk mengenal kepribadian konsumen potensialnya demi
mengetahui perilaku mereka dan pada akhirnya mendapatkan keuntungan dan
memenangkan kompetisi di pasar. Kotler dan Keller (2009) menyatakan bahwa para pemasar dituntut untuk mengetahui
perilaku konsumennya. Salah satu faktor penentu perilaku konsumen yaitu faktor pribadi,
yang mencakup usia dan siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi,
kepribadian dan konsep diri, juga gaya hidup dan nilai. Tiga hal paling penting
dalam pembahasan kepribadian adalah kepribadian mencerminkan perbedaan setiap
individu, kepribadian tetap dan abadi, kemudian yang terakhir yaitu kepribadian
dan konsep diri, juga gaya hidup dan nilai (Kotler dan Keller, 2009). Tiga hal
yang paling penting dalam pembahasan tentang kepribadian adalahkepribadian
mencerminkan perbedaan setiap individu, kepribadian tetap dan abadi, kemudian
yang terakhir yaitu kepribadian dapat berubah(Schiffman, et al, 2010). Kotler
dan Keller (2009) mengemukakan bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan
konsumen mendefinisikan kepribadian merek sebagai bauran spesifik atas
ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.
Merek mengandung ikatan emosional dengan konsumennya. Untuk dapat membangun
merek yang baik, para pemasar hendaknya mengerti dan memahami keunikan pada
mereka tersebut. Salah satu hal unik yang dimiliki oleh mereka adalah
kepribadian merek. Kepribadian menjadi semacam pembeda yang membuat diri kita
unik dan mudah diingat orang lain. Untuk membedakan produk yang dihasilkan
produk pesaing, perusahaan melakukan penambahan nilainilai personality pada
merek. Jadi fungsi merek bukan sekedar gambaran tentang produk, mereka
merupakan wakil pribadi penggunanya, dan nilai suatu merek berubah dari
instrumental menjadi simbolik, yaitu yang dapat mengekspresikan pemakainya
(Rangkuti, 2008). Sama halnya dengan manusia, merek telah dianggap sebagai sesuatu
yang memiliki kepribadian. Kepribadian merek ini merupakan sekumpulan
karakteristik manusiawi yang diasosiasikan terhadap sebuah merek. Penelitian
tentang penggunaan simbol merek menunjukan bahwa konsumen lebih menyukai
merek-merek yang cocok dengan kepribadian mereka sendiri (Lee, 2009). Bagi
pemasar, kepribadian merek memiliki keberadaan yang penting sekali untuk
mendiferensiasi merek tersebut dari merek lainnya pada suatu kategori produk,
untuk menciptakan preferensi konsumen, dan untuk menampilkan keunikan mereka
secara lintas kultural. Tjiptono, Candra dan Diana (2007) menyatakan bahwa
riset tentang kepribadian merek masih sedikit sekali dilakukan. Dalam
perkembangannya kepribadian juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam
pembentukan merek yang baik dan dapat menjadi suatu konsep diri yang dianut
oleh konsumen.
METODE
Perilaku
Konsumen. Perilaku
konsumen merupakan perilaku yang menampilkan konsumen dalam mencari, membeli,
menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk ataupun layanan yang mereka
harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen berfokus pada cara
konsumen individu, dan konsumen keluarga atau rumah tangga membuat keputusan
untuk membelanjakan sumberdaya mereka yang tersedia (waktu, uang dan usaha)
untuk barangbarang konsumsi yang terkait, mempelajari apa yang mereka beli,
mengapa mereka membelinya, kapan mereka membelinya, di mana mereka membelinya,
seberapa sering mereka membelinya, seberapa
sering mereka
menggunakannya, bagaimana mereka mengevaluasi setelah mereka membelinya, dan
bagaimana dampak evaluasi tersebut pada pembelian dimasa yang akan datang, dan
bagaimana mereka membuangnya (Schiffman, et al, 2010).
Kepribadian
Konsumen. Pemahaman
tentang perilaku konsumen juga dalam rangka memahami tahapan dalam proses pembelian
atau memutuskan suatu pembelian. Persepsi ciri-ciri kepribadian manusia bahwa
kepribadian diturunkan atas dasar perilaku individu, karakteristik fisik, sikap
dan keyakinan, dan karakteristik demografi (Aaker, 1997). Dalam penelitian
tersebut dimensi kepribadian berdasarkan teori kepribadian menggunakan empat
dimensi, yaitu: intuitive, thinking, extrovert dan perceptive.
Penelitian tersebut menghasilkan temuan bahwa kepribadian juga memerankan
pengaruh penting dalam penentuan pembelian toko virtual.
Citra Merek. Seperti halnya
merek, citra merek adalah sesuatu yang berada dalam pikiran konsumen. Citra
merek berkaitan erat dengan emosional konsumen atau nilai yang didapat oleh
konsumen. Shank, et al. (1994) menyatakan citra dibangun dari periklanan, dari
mulut ke mulut, produk dan informasi produk yang disampaikan. Citra merek juga
merupakan salah satu interpretasi dari merek. Merek sebagai citra dilihat dari
perspektif output (interpretasi dan pertimbangan konsumen terhadap
kemampuan merek memberikan nilai tambah bagi mereka), bahwa merek sebagai citra
didefinisikan merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu
sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas
sebuah merek.
Kepribadian
Merek sebagai Konsep Diri Seorang Konsumen. Citra produk dan pengguna
menghasilkan pengalaman subjektif yang sering dianggap sebagai harmoni
antara citra diri dan citra
produk atau,
kesesuaian citra diri atau harmoni diri untuk jangka pendek. Konsep diri adalah
persepsi individu terhadap kemampuan, keterbatasan, penampilan, dan
karakteristik serta kepribadian yang dimiliki. Konsep diri adalah pengetahuan
dan perasaan yang dimiliki oleh seseorang yang tersimpan dalam memorinya dan
dapat diaktifkan dan digunakan untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
Kepribadian
Konsumen dan Kepribadian Merek. Setiap manusia memiliki kepribadian. Kepribadian
menjadi semacam pembeda yang membuat diri kita unik dan mudah diingat
orang lain.
Pengembangan
Hipotesis. Pengembangan
hipotesis dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu dan
literatur yang relevan. H1 = Kepribadian pekerja keras berpengaruh terhadap
konsep kelas atas dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H2 = Kepribadian
pekerja keras berpengaruh terhadap konsep jujur dari kepri-badian merek sebagai
konsep diri. H3= Kepri-badian positif berpengaruh terhadap konsep kelas atas
dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H4 = Kepribadian positif
berpengaruh terhadap konsep jujur dari kepribadian merek sebagai konsep diri.
H5 = Kepribadian skeptis berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari
kepribadian merek sebagai konsep diri. H6 = Kepribadian Skeptis berpengaruh
terhadap konsep jujur dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H7 =
Kepribadian petualang berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari
kepribadian
merek sebagai konsep diri. H8= Kepribadian petualang berpengaruh terhadap konsep
jujur dari kepribadian merek.
Definisi
Operasional. Definisi
operasional secara keseluruhan variabel adalah sebagai berikut:
1)
Kepribadian
Pekerja Keras. Penelitian Lee (2009) menggambarkan bahwa pekerja keras adalah
kepribadian yang menghargai waktu atau sangat memperhatikan ketepatan waktu,
melakukan segala sesuatu dengan teratur, selalu mengejar apa yang diinginkan
dan produktif, memiliki tujuan yang jelas dalam segala sesuatu yang ingin
dicapai.
Data penelitian.
Data
primer (primary data) adalah data yang dicari karena kedekatannya dengan
kebenaran dan kontrol atas kesalahan (Cooper dan Schindler, 2008). Dalam hal
ini data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data pendukung yang didapat dari
internet, buku-buku dan literatur pendukung yang berkaitan dengan penelitian
ini.
Metode Sampling.
Teknik
pengumpulan sampel tidak acak (non random sampling) dengan penentuan
sampel purposiv (purposive sampling yaitu anggota sampel ditentukan
berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan
ciri populasi.
Analisis Regresi
Berganda.
Analisis regresi berganda dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan,
menguji model atau kerangka penelitian yang diajukan.
SIMPULAN
Dari hasil uji
statistik terhadap data dapat disimpulkan seluruh kepribadian konsumen dalam
penelitian ini akan mempengaruhi seleksikonsumen terhadap kepribadian merek
yang sesuai dengan konsep diri mereka. Konsumen lebih menyenangi membeli sebuah
produk yang
sesuai dengan
kepribadiannya. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sangat sedikit
penelitian tentang pengaruh kepribadian konsumen terhadap keribadian merek,
karena secara logika kurang wajar bahwa kepribadian konsumen memiliki pengaruh
terhadap kepribadian merek. Akan lebih masuk akal jika penelitian mengambil
tema pengaruh kepribadian kepribadian merek terhadap kepribadian konsumen, atau
mengambil tema tentang pengaruh kepribadian konsumen terhadap preferensi
pemilihan kepribadian merek. Kemudian keterbatasan lain menyangkut pemilihan
objek
penelitian.
Sebaiknya penelitian berikutnya memilih objek penelitian yaitu mobil dengan
tipe
yang sama namun
berbeda merek, sebagai contoh pada tipe city car Toyota dengan Yarisnya,
Honda
dengan Jazz nya,
Nissan, dan Mitsubishi, karena dengan pemilihan objek karena jumlahnya atau
tingkat
‘kelarisannya’ sedikit sulit untuk digeneralisasi kepribadian dari pemilik, dan
seperti membandingkan buah apel dengan buah durian bukan membandingkan buah
apel dengan buah apel.
DWIYADI SURYA WARDANA,Pengaruh Kepribadian Konsumen pada Pilihan Merek sebagai Konsep Diri pada Kategori Produk,1,13,Maret,2011