MENJALANKAN
BISNIS SECARA ETIS DAN BERTANGGUNG JAWAB
Setia
Budhi Wilardjo
Fakultas
Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang
Abstrak
Etika merupakan
keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan yang baik
dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan
dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku
yang etis atau tidak etis. Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan
dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau pemilik
suatu organisasi.
Etika mempengaruhi
perilaku pribadi di lingkungan kerja.
PENDAHULUAN
Etika merupakan
keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah yang mempengaruhi hal
lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi perorangan dan konteks sosial menentukan
apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai perilaku yang etis atau tidak
etis. Dengan kata lain, perilaku etis merupakan perilaku yang mencerminkan
keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial yang diterima sedangkan non-etis yang
mencermikan yang salah atau buruk. Etika bisnis adalah istilah yang biasanya
berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh manajer atau
pemilik suatu organisasi (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2007).
Etika Individual
Cakupan standar
sosial, cenderung cukup mendukung beberapa perbedaan keyakinan. Tanpa melanggar
standar umum suatu budaya, individu dapat mengembangkan kode etik pribadi yang
mencerminkan beragam sikap dan keyakinan. Dengan demikian, perilaku etis dan
tidak etis sebagian ditentukan oleh individu dan sebagian ditentukan oleh
budaya
Ambiguitas,
Hukum, dan Dunia Nyata
Masyarakat
umumnya menerapkan undang-undang formal yang mencerminkan standar etis atau
norma sosial yang berlaku. Kita berupaya membuat undang-undang yang tidak
bersifat ambigu, namun penafsiran dan penerapannya dapat menyebabkan
ambiguitas. Situasi dunia nyata sering dapat ditafsirkan berbeda, dan menerapkan
aturan baku ke dunia nyata tidak selalu mudah (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert,
2007)
Kode dan Nilai
Individu
Kode etik pribadi
masing-masing orang ini ditentukan oleh kombinasi sejumlah faktor. Kita mulai
membentuk standar etis sebagai seorang anak sebagai tanggapan kita atas
perilaku orang tua dan orang dewasa lainnya. Kemudian kita masuk sekolah, di
mana kita dipengaruhi teman-teman sekolah, dan ketika kita tumbuh menjadi
dewasa, pengalaman membentuk hidup kita dan berkontribusi pada keyakinan etis
dan perilaku kita. Kita juga mengembangkan nilai-nilai dan moral yang berkontribusi
pada standar etis.
Etika Bisnis dan
Etika Manajerial
Etika manajerial
merupakan standar perilaku yang memandu manajer dalam pekerjaan mereka.
Walaupun etika Anda dapat mempengaruhi kerja Anda dalam sejumlah hal, tidak ada
ruginya menggolongkan dalam tiga kategori yang luas.
Perilaku
Terhadap Karyawan
Kategori ini
meliputi materi seperti merekrut dan memecat, menentukan kondisi upah dan
kerja, serta memberikan privasi dan respek. Pedoman etis dan hukum mengemukakan
bahwa keputusan perekrutan dan pemecatan harus didasarkan hanya pada kemampuan
karyawan melakukan pekerjaan.
Perilaku
terhadap Organisasi
Isu etis juga
muncul dari perilaku karyawan terhadap majikannya, khususnya dalam kasus
seperti konflik kepentingan, kerahasiaan, dan kejujuran. Konflik kepentingan
terjadi karena suatu aktivitas bisa menguntungkan individu dengan merugikan
pihak majikannya.
Perilaku
terhadap Agen Ekonomi Lainnya
Etika juga tampil
dalam hubungan antara perusahaan dan karyawannnya dengan apa yang disebut agen
kepentingan primer – terutama pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok,
penyalur, dan serikat buruh. Dalam menghadapi agen-agen tersebut, ada peluang terjadinya
ambiguitas etis dalam hampir setiap aktivitas – periklanan, laporan keuangan, pemesanan
dan pembelian, tawar-menawar dan perundingan dan hubungan bisnis lainnya.
Menilai Perilaku
Etis
Ada
tiga langkah yang disederhanakan untuk menerapkan penilaian etis terhadap
situasi yang dapat timbul selama kita melakukan aktivitas bisnis yaitu:
1. Mengumpulkan
informasi faktual yang relevan
2. Menganalisis
fakta-fakta untuk menentukan nilai moral yang paling tepat
3. Melakukan
penilaian etis berdasarkan kebenaran atau kesalahan terhadap aktivitas atau kebijakan
yang akan kita nilai tersebut.
Agar dapat
menilai suatu etika perilaku secara lebih mendalam, kita membutuhkan
perspektif yang
lebih kompleks. Perhatikanlah 4 norma dan persoalan yang ditimbulkannya :
1. Kegunaan (utility):
Apakah suatu tindakan mengoptimalkan keuntungan mereka yang dipengaruhi oleh
tindakan tersebut ?
2. Hak (rights):
Apakah tindakan itu menghargai hak-hak orang yang terlibat ?
3. Keadilan (justice)
: Apakah tindakan itu konsisten dengan apa yang kita anggap adil ?
4. Kepedulian (caring):
Apakah tindakan itu konsisten dengan tanggung jawab masing-masing pihak kepada
pihak lainnya ?
Praktek-praktek
Perusahaan dan Etika Bisnis
Bidang yang semakin
menjadi kontroversi yang berkaitan dengan etika bisnis dan praktek-praktek perusahaan
mencakup posisi e-mail dan komunikasi lain yang terjadi di dalam suatu organisasi.
Dengan adanya kode etik yang terinci dan seorang pejabat senior yang memberdayakannya,
perusahaan tersebut mengirimkan harapannya akan tindakan etis dari para
karyawannya. Dua pendekatan paling umum untuk membentuk komitmen manajemen puncak
terhadap praktek bisnis yang etis adalah membuat peraturan tertulis dan
memberlakukan program etika.
Menerapkan Kode
Etik Tertulis
Banyak perusahaan menuliskan kode
etik tertulis yang secara formal menyatakan keinginan mereka melakukan bisnis
dengan perilaku yang etis. Unsur-unsur pentingnya adalah sebagai berikut:
· Kami mempercayai
dan menghargai individu
· Kami fokus pada
tingkat pencapaian prestasi dan kotribusi yang tinggi
· Kami menjalankan
bisnis kami dengan integritas tanpa kompromi
· Kami meraih
tujuan umum kami melalui kerja kelompok
· Kami mendorong
fleksibilitas dan inovasi
Memberlakukan
Program Etika
Etika
mempengaruhi perilaku pribadi di lingkungan kerja. Tanggung jawab sosial adalah
sebuah konsep yang berhubungan, namun merujuk pada seluruh cara bisnis berupaya
menyeimbangkan komitmennya terhadap kelompok dan pribadi dalam lingkungan
sosialnya. Kelompok dan individu itu sering kali disebut sebagai pihak yang
berkepentingan dalam organisasi. Mereka adalah kelompok, orang, dan organisasi
yang dipengaruhi langsung oleh praktek-praktek suatu organisasi dan, dengan
demikian, berpentingan terhadap kinerja organisasi itu. Pihak-pihak utama yang
berpentingan dalam Korporasi yaitu: Karyawan, Investor, Komunikasi Lokal,
Pelanggan, Pemasok (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2007).
Model Tanggung
Jawab terhadap Pihak yang Berkepentingan
Sebagian besar
korporasi yang berusaha untuk bertanggung jawab kepada pihak yang berkepentingan
atas mereka, pertama-tama berfokus pada lima kelompok utama: pelanggan, karyawan,
investor, pemasok, dan komunitas lokal tempat mereka menjalankan bisnisnya. Kemudian
mereka dapat memilih pihak berkepentingan lainnya yang relevan atau penting bagi
organisasinya dan mencoba memenuhi kebutuhan dan pengharapan mereka.
Pelanggan
Bisnis yang
bertanggung jawab terhadap pelanggan mereka berusaha melayani pelanggannya
secara wajar dan jujur. Mereka juga mencari cara untuk menetapkan harga secara
wajar, menghargai garansi, memenuhi komitmen pengiriman pesanan, dan mempertahankan
kualitas produk yang mereka jual. Dell Computer, Johnson & Johnson, Land’s
End, dan L.L. Bean merupakan beberapa contoh perusahaan yang memiliki reputasi yang
baik dalam bidang ini. Dalam tahun-tahun terakhir, banyak bank kecil
meningkatkan laba dengan menawarkan layanan pelanggan yang jauh lebih kuat
daripada bank-bank nasional yang besar (seperti Well Fargo dan Bank of
America).
Karyawan
Bisnis yang bertanggung
jawab secara sosial terhadap pekerjaannya memperlakukan karyawan dengan adil
menganggap pekerja sebagai bagian dari tim, dan menghormati harga diri dan kebutuhan
dasar manusiawi mereka. Lebih dari itu, banyak perusahaan berupaya keras
mencari, mempekerjakan, melatih, dan mempromosikan kelompok minoritas yang
memenuhi kualitas kerja
Investor
Untuk
mempertahankan sikap mental dan tanggung jawab sosial terhadap para investor,
para manajer harus mengikuti prosedur akuntansi yang pantas, memberikan informasi
yang tepat kepada pihak berkepentingan mengenai kinerja keuangan perusahaan, dan
mengelola perusahaan untuk melindungi hak-hak dan investasi para pemegang saham
Pemasok
Hubungan dengan
para pemasok harus dikelola dengan hati-hati. Sebagai contoh, mungkin mudah
bagi korporasi besar untuk memanfaatkan pemasok dengan menentukan jadwal pengantaran
yang tidak realistis dan mengurangi margin laba dengan cara terus menerus menekan
harga serendah mungkin. Banyak perusahaan kini mengakui pentingnya perjanjian
persekutuan yang saling menguntungkan dengan pemasoknya. Jadi, mereka memberikan
informasi mengenai rencana masa depan, negosiasi jadwal pengantaran dan harga
yang dapat diterima kedua belah pihak, dan lain-lainnya. Ford dan Wal-Mart
termasuk diantara perusahaan yang diakui memiliki hubungan yang sangat baik
dengan pemasok mereka (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert, 2007).
Komunitas Lokal
Sebagian besar
bisnis berusaha untuk bertanggung jawab secara sosial kepada
komunitas lokal mereka. Mereka dapat memberi sumbangan program-program lokal seperti
baseball Little League, secara aktif terlibat dalam program-program amal
seperti United Way, atau sekedar berusaha
menjadi warga korporasi yang baik dengan meminimalkan
dampak negatif mereka terhadap komunitas. Toko-toko Target misalnya, menyumbangkan
sekian persen dari penjualan mereka kepada komunitas lokal tempat mereka menjalankan
bisnisnya.
Kesadaran Sosial
Masa Kini
Kesadaran sosial
dan pandangan terhadap tanggung jawab sosial terus berkembang. Praktek-praktek
bisnis dan para wirausahawan seperti John D. Rockefeller, J.P. Morgan, dan Cornelius
Vanderbilt menimbulkan kekhawatiran akan penyalahgunaan kekuasaan dan mengakibatkan
dibuatnya undang-undang pertama Amerika Serikat yang mengatur dasar-dasar praktek
bisnis.
Selama tahun
1980-an dan 1990-an, kesejahteraan ekonomi yang dinikmati secara umum di
kebanyakan sektor ekonomi telah mendorong terjadinya periode sikap laissez-faire
lainnya terhadap bisnis. Walaupun kadang-kadang ada skandal atau kegagalan bisnis
besar, sebagian besar orang tampaknya memandang bisnis sebagai kekuatan positif
dalam masyarakat dan umumnya mampu menjaga ketertibannya sendiri melalui
kekuatan kontrol diri dan pasar bebas.
Banyak bisnis terus beroperasi dengan cara yang dipahami dan bertanggung jawab
sosial. Sebagai contoh, para pengecer seperti Sears dan Target mempunyai
kebijakan menolak penjualan pistol dan senjata lainnya. Demikian juga, pengecer
mainan nasional Kaybee dan Toys “R” Us menolak menjual pistol mainan yang
terlihat persis seperti aslinya. Dan Anheuser Busch pun mempromosikan konsep
minum minuman keras secara bertanggung jawab dalam beberapa iklannya (Case and
Fair, 2009). Perusahaan-perusahaan dalam berbagai industri lainnya juga telah
mengintegrasikan pemikiran kepedulian sosial ke dalam rencana produksi dan
usaha pemasaran mereka
PEMBUANGAN
LIMBAH KE LAUT
Pesiar telah
menjadi liburan yang sangat diminati banyak orang. Lebih dari 8 juta penumpang
telah berpesiar di laut setiap tahunnya, menyusuri berbagai lautan mencari
pantai yang belum tersentuh dan perairan bening. Lautan Karibia, Mediterania,
dan Alaska merupakan tujuan yang paling sering dikunjungi. Kapal pesiar modern
membawa 2000 penumpang dan 1000 kru kapal pesiar. Jumlah tertentu tentu
menghasilkan banyak sampah. Pada hari biasa, kapal pesiar akan menghasilkan 7
ton sampah padat, yang dibakar dan kemudian dibuang; 15 galon limbah kimia yang
sangat beracun; 7000 galon air mengandung minyak yang berasal dari lambung
kapal; dan 225.000 galon air yang berasal dari wastafel dan cucian. Kapal
pesiar juga mengambil air yang berfungsi sebagai pemberat yang diambil dan
dibuang di mana pun dan kapan pun diperlukan, melepaskan polusi dan biota laut
dari bagian bumi yang lain.
Bersamaan dengan
polusi yang disebabkan oleh kapal pesiar, pembuangan ilegal internasional juga
terus bertambah dalam skala tertentu. Sebagai contoh, selama beberapa dekade
terakhir, sebagai konsekuensi pengetatan peraturan, sepuluh perusahaan kapal
pesiar telah membayar $48,5 juta sebagai denda akibat pembuangan ilegal. Dalam
penyelesaian denda terbesar selama ini, perusahaan pelayaran Royal Carribean
(www.royalcarribean.com)
membayar $27
juta karena telah melakukan perubahan fasilitas secara ilegal, memalsukan data,
berbohong pada penjaga pantai, dan dengan sengaja menghancurkan bukti yang memberatkan.
AKUNTABILITAS
BISNIS
Aturan Pemberian
Informasi
Martha Stewart
baru-baru ini didakwa atas tuduhan menghambat pengadilan dan berbohong kepada
agen pemerintah. Namun ketika orang-orang memberikan perhatian pada penderitaan
yang dialaminya, bahkan beberapa mengambil keuntungan atas musibahnya, hanya
sedikit yang benar-benar mengerti dasar tuduhan yang diajukan terhadapnya.
Ternyata sebagian besar masalah sangat bergantung pada siapa mengatakan apa, kapan,
dan kepada siapa (www.marthastewart.com).
Dr. Samuel
Waksal menghabiskan sebagian besar kariernya sebagai imunolog yang disegani.
Pada tahun 1984, dia meluncurkan satu bisnis bioteknologi yang disebut ImClone untuk
mengeksplorasi opsi pengobatan baru untuk penyakit serius seperti kanker (www.imclone.com).
Waksal mempekerjakan saudaranya Harlan, juga seorang dokter, untuk membantu
menjalankannya. Tampaknya mereka menemukan jalan menjadi kaya pada awal tahun
1990-an, ketika seorang ilmuwan riset profesional terkenal John Mendelsohn mengindikasikan
adanya temuan yang mungkin dapat menjadi terobosan besar dalam memerangi
kanker. Erbitux, nama obat baru itu, tampaknya menunjukkan potensi besar untuk
mengobati jenis
kanker tertentu. Dengan dana tambahan, Mendelsohn yakin bahwa dia bisa mendapatkan
izin federal untuk memasarkan obat itu. Waksal bersaudara meyakinkan Mendelsohn
untuk melisensikan obat Erbitux kepada ImClone (www.erbitux.com).
Beberapa tahun
berikutnya, ketika obat itu dikembangkan lebih lanjut lebih lanjut dan disempurnakan,
Waksal menghabiskan banyak waktu untuk membangun antusiasme akan Erbitux.
Paling tidak satu terobosan media terhadap kanker akan mendapatkan nilai pasar yang
luar biasa. Upaya pemasaran Waksal membuahkan hasil. Para investor mengantri di
depan pintu, dan ImClone menjadi topik pembicaraan di New York. Mick Jagger
muncul di pesta Natal Waksal, dan Doobie Bothers berpentas pada pesta ImClone
saat pertemuan besar riset kanker. Waksal sendiri ikut berpesta dengan Martha
Stewart dan berkencan dengan putrinya.
Ketika Erbitux
semakin mendekati kenyataan, antusiasme terus memuncak. American Society of
Clinical Oncologist meramalkan bahwa pada abad keduapuluh satu Erbitux akan
menjadi seperti vaksin polio dan cacar pada abad keduapuluh. Sementara itu
Waksal mulai memberi isyarat bahwa proses pengujian pada Food and
Drug Administration (FDA) akan berjalan lancar dan bahwa ia
mengharapkan persetujuan sepenuhnya segera setelah evaluasi FDA selesai
(www.fda.gov).
Pada musim semi
tahun 2001, Bristol-Myers Squibb (www.bms.com) mengumumkan rencana melakukan
investasi $2 miliar pada ImClone. Sebagai imbalannya, pabrik obat raksasa itu
akan mendapat bagian 20% dalam ImClone dan bagian hak penjualan di Amerika
Serikat pada
Erbitux. Didukung sebagian oleh investasi Bristol-Myers dan sebagian oleh kampanye
promosi Waksal, saham ImClone menunjukkan kinerja yang mengesankan, meroket,
menjangkau $75,45 per saham pada awal Desember 2001. Tetapi selanjutnya mulailah
terjadi kemerosotan besar.
Pada awal
Desember 2001, mulai beredar desas-desus di kalangan pejabat penting Bristol-Myers
dan ImClone bahwa izin Erbitux mengalami kesulitan. Diduga, Samuel dan Harlan
Waksal melancarkan upaya lobi yang gencar dengan melakukan kontak-kontak pribadi
pada FDA agar pengumuman keputusan ditunda atau ditangguhkan. Pada tanggal 6 Desember,
Harlan menjual $50 juta saham ImClone-nya. Pada tanggal 26 Desember, Samuel tahu
bahwa FDA telah mengambil keputusan menolak aplikasi Erbitux dan menolak menyetujui
produksi komersialnya.
Malam itu hingga
besok paginya, Waksal dilaporkan menyampaikan informasi ini kepada anggota
keluarga tertentu dan teman-teman dekat. Pada tanggal 27 Desember, anggota
keluarga menjual lebih dari $9 juta saham ImClone. Waksal mencoba melepaskan $5
juta saham ImClone tetapi ditolak oleh pialangnya, yang sudah menghentikan
semua transaksi ImClone. Pada hari yang sama, Martha Stewart menjual 3.928
saham ImClone.
Pengumuman resmi
FDA dilakukan pada tanggal 28 Desember. Pada tanggal 31Desember, hari pertama
perdagangan setelah pengumuman, volume dagang imClone meningkat 179% karena
nilainya merosot 15%. Sepanjang musim panas tahun 2002, saham ImClone terus
jatuh, dan pada bulan Juni 2002, hanya mencapai $7,83 per saham. Dewan ImcLone
membujuk Waksal untuk mundur karena penyelidikan Securities and Exchange Comission
(SEC) atas tindakan-tindakannya merusak kinerja perusahaan tersebut (www.sec.gov).
Pada tanggal 12 Juni 2002, FBI menahan Samuel Waksal dengan tuduhan insider
trading dan menghambat pengadilan.
Di awal bulan
Agustus 2002, beberapa tuduhan baru diajukan terhadap Waksal, termasuk
memberikan pernyataan palsu dan penipuan terhadap bank. Inti dari tuduhan baru ini
adalah tuntutan untuk tindakannya terhadap dua institusi keuangan besar, Bank
of America dan Refo Capital Market. Pihak berwenang meyakini bahwa pada akhir
tahun 1999, Waksal memiliki surat jaminan asset yang memungkinkan ia mampu
membeli saham ImClone sebanyak 350.000 lembar dengan harga $5,50. Dia
menggunakan surat tersebut sebagai jaminan untuk memperoleh pinjaman dari
setiap pemberi pinjaman, di mana tidak ada seorang pun di antara para pemberi
pinjaman yang mengetahui bahwa surat tersebut digunakan untuk mendapatkan
pinjaman dari pihak lain. Di tahun 2000, Waksal mencairkan suratnya, sehingga
surat itu tidak lagi berguna sebagai jaminan bagi pemberi pinjaman manapun.
Tidak lama kemudian, di tahun yang sama, Bank of America mengajukan permohonan
konfirmasi kepada Waksal untuk menyatakan bahwa suratnya masih ada ditangan
Waksal. Waksal kemudian memalsukan tanda tangan dewan ImClone, pada sebuah
surat pernyataan tertanggal 10 November 2000, untuk meyakinkan bahwa surat
jaminan aset tersebut masih berlaku sebagai jaminan.
KESIMPULAN
Etika bisnis
adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang
dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi. Kita berupaya membuat
undangundang
yang tidak
bersifat ambigu, namun penafsiran dan penerapannya dapat menyebabkan ambiguitas.
Situasi dunia nyata sering dapat ditafsirkan berbeda, dan menerapkan aturan
baku ke dunia nyata tidak selalu mudah. Etika mempengaruhi perilaku pribadi di
lingkungan kerja.
Etika juga
tampil dalam hubungan antara perusahaan dan karyawannnya dengan apa yang disebut
agen kepentingan primer – terutama pelanggan, pesaing, pemegang saham, pemasok,
penyalur, dan serikat buruh. Tanggung jawab sosial adalah sebuah konsep yang
berhubungan, namun merujuk pada seluruh cara bisnis berupaya menyeimbangkan
komitmennya terhadap kelompok dan pribadi dalam lingkungan sosialnya. Kelompok
dan individu itu sering kali disebut sebagai pihak yang berkepentingan dalam
organisasi. Mereka adalah kelompok, orang, dan organisasi yang dipengaruhi
langsung oleh praktek-praktek suatu organisasi dan, dengan demikian, berpentingan
terhadap kinerja organisasi itu. Pihak-pihak utama yang berpentingan dalam Korporasi
yaitu: Karyawan, Investor, Komunikasi Lokal, Pelanggan, Pemasok.
Dalam penerapan
etika dan tanggung jawab sosial tentu juga berkaitan dengan kebiasaan hidup kita
sehari-hari. Membuang limbah sembarangan ke laut, berbuat curang dan berbohong
merupakan perilaku yang tidak baik untuk ditiru dan akan berhadapan dengan kebiasaan
dan hukum yang berlaku di suatu negara khususnya di Amerika Serikat dalam artikel
ini. Dalam kasus pembuangan limbah di laut perlu memperhatikan masalah lingkungan
secara keseluruhan karena bisa merusak ekosistem di laut dan membunuh binatang
laut. Sedangkan dalam kasus akuntabilitas bisnis ImClone yang melibatkan Martha
Stewart dan Samuel Waksal, ketidakjujuran dan kecurangan mereka dalam berbisnis
berakibat keduanya masuk penjara federal dalam waktu yang cukup lama.
Setia Budhi Wilardjo. 2011. Menjalankan
Bisnis Secara Etis Dan Bertanggung Jawab. VALUE ADDED, Vol. 7 , No.2,
Maret 2011 – Agustus 2011.