Sabtu, 18 Oktober 2014

MALAIKAT DUNIA


Orang tua adalah malaikat dunia. Mereka yang rela mengorbankan apapun demi anaknya. Mereka yang mengajarkan kita agar kita selalu berada di atas mereka. Sedikit bercerita tentang orang tua mwemang tidak pernah ada habis nya.
Nama saya Dinda Asmarani Jazillah. Saya terlahir dari sebuah keluarga sederhana dan dapat dikatakan keluarga saya bukan keluarga utuh. Kedua orangtua saya berasal dari Jawa Timur. Mama saya bernama Eli Hendrawati dia adalah seorang ibu yang sangat super. Ada kebanggaan tersendiri memiliki seorang mama seperti dia walaupun dapat dikatan dia adalah seseorang yang tegas terhadap anaknya dan sibuk dengan kegiatannya. Dia adalah seorang ibu rumah tangga dan sekarang sekaligus kepala keluarga di rumah kami. Dia bekerja di sebuah usaha yang dari dulu kakek saya bangun. Sibuk dengan usaha nya mama tidak pernah lupa mementingkan anaknya. Dia tidak pernah lupa memperhatikan pendidikan anaknya. Dia selalu mengajarkan kepada anaknya untuk tetap bertahan dan semangat hidup apapun keadaannya, mengajarkan kepada anaknya untuk tidak pernah mengeluh dengan keadaan, mengajarkan kepada anaknya untuk hidup sederhana karena masih banyak orang yang jauh dibawah kita, mengajarkan kepada anaknya untuk lebih mementingkan pendidikan. Ya begitulah mama dia seorang yang banyak bergaul dan memang banyak memiliki teman. Dia seorang yang tegas da bertanggung jawab, lebih mementingkan orang lain dari pada dirinya sendiri. Bercerita tentang ayah saya. Beliau adalah pahlawan di hidup saya dan selalu bangga terhadap anaknya. Sayang nya ayah saya sekarang telah berpulang terlebih dahulu pada tanggal 27 Juli 2014 tepatnya adalah hari jumat sehari sebelum puasa. Bangga memiliki ayah seperti dia yang bertanggung jawab dan tidak pernah mengeluh dalam keadaan apapun bahkan sampai beliau meninggal. Ayah adalah type orang yang pendiam dan tidak pernah banyak bicara. Ayah dulu pernah bekerja dibanyak perusahaan swasta terkadang sampai tidak pulang dan haya pulang semingu sekali. Ayah memang orang yang pendiam tapi dia tidak pernah lupa akan anaknya. Ayah sakit stroke yang akhirnya menyerang otaknya dan mengalami koma. Sampai akhirnya ayah dipanggil yang kuasa. Ayah mengajarkan kami pentingnya pendidikan sama dengan mama. Ayah adalah orang yang sabar. Tidak banyak memang yang dapat saya ceritakan tentang ayah karena dia sekarang telah bahagia disana melihat kami anaknya sedang berusaha untuk membuat orang tua kami bangga. Banyak yang saya pelajari dari kehidupan ayah. Beliau adalah orang yang tidak pernah mengeluh , selalu bersyukur apapun keadaannya, bersabar dengan keadaan apapun, bertanggung jawab.
Inilah orang tua saya. Semangat dan kerja keras mereka untuk kami anaknya akan selalu tetap ada sampai kapanpun. Jangan pernah menyianyiakan orang tua karena kalian tidak akan pernah tau sampai kapan orang tua kalian akan terus mendampingi kalian. Semoga tulisan dari saya dapar bermanfaat bagi semuanya.

Pengaruh Kepribadian Konsumen pada Pilihan Merek sebagai Konsep Diri pada Kategori Produk


PENDAHULUAN

Tujuan utama sebuah pemasaran pada perusahaan atau profit organization adalah untuk mendapatkan keuntungan demi mempertahankan kelangsungan hidupnya dan untuk mengembangkan perusahaan. Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang mampu menghadirkan kemudahan dan kecepatan akses informasi berkontribusi pada semakin sulitnya memuaskan konsumen masa kini. Mereka menuntut sekaligus customized products, speed, flexibility, quality, superior service, dan cost effective solutions. Konsekuensinya, perusahaan tidak dapat survive tanpa kemampuan memahami setiap pelanggan sasaran dan menawarkan produk dan jasa yang lebih ter-customized kepada mereka(Tjiptono, 2008). Para pemasar juga dituntut untuk mengenal kepribadian konsumen potensialnya demi mengetahui perilaku mereka dan pada akhirnya mendapatkan keuntungan dan memenangkan kompetisi di pasar. Kotler dan Keller (2009)  menyatakan bahwa para pemasar dituntut untuk mengetahui perilaku konsumennya. Salah satu faktor penentu perilaku konsumen yaitu faktor pribadi, yang mencakup usia dan siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, juga gaya hidup dan nilai. Tiga hal paling penting dalam pembahasan kepribadian adalah kepribadian mencerminkan perbedaan setiap individu, kepribadian tetap dan abadi, kemudian yang terakhir yaitu kepribadian dan konsep diri, juga gaya hidup dan nilai (Kotler dan Keller, 2009). Tiga hal yang paling penting dalam pembahasan tentang kepribadian adalahkepribadian mencerminkan perbedaan setiap individu, kepribadian tetap dan abadi, kemudian yang terakhir yaitu kepribadian dapat berubah(Schiffman, et al, 2010). Kotler dan Keller (2009) mengemukakan bahwa merek juga mempunyai kepribadian, dan konsumen mendefinisikan kepribadian merek sebagai bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa dikatakan dimiliki oleh merek tertentu. Merek mengandung ikatan emosional dengan konsumennya. Untuk dapat membangun merek yang baik, para pemasar hendaknya mengerti dan memahami keunikan pada mereka tersebut. Salah satu hal unik yang dimiliki oleh mereka adalah kepribadian merek. Kepribadian menjadi semacam pembeda yang membuat diri kita unik dan mudah diingat orang lain. Untuk membedakan produk yang dihasilkan produk pesaing, perusahaan melakukan penambahan nilainilai personality pada merek. Jadi fungsi merek bukan sekedar gambaran tentang produk, mereka merupakan wakil pribadi penggunanya, dan nilai suatu merek berubah dari instrumental menjadi simbolik, yaitu yang dapat mengekspresikan pemakainya (Rangkuti, 2008). Sama halnya dengan manusia, merek telah dianggap sebagai sesuatu yang memiliki kepribadian. Kepribadian merek ini merupakan sekumpulan karakteristik manusiawi yang diasosiasikan terhadap sebuah merek. Penelitian tentang penggunaan simbol merek menunjukan bahwa konsumen lebih menyukai merek-merek yang cocok dengan kepribadian mereka sendiri (Lee, 2009). Bagi pemasar, kepribadian merek memiliki keberadaan yang penting sekali untuk mendiferensiasi merek tersebut dari merek lainnya pada suatu kategori produk, untuk menciptakan preferensi konsumen, dan untuk menampilkan keunikan mereka secara lintas kultural. Tjiptono, Candra dan Diana (2007) menyatakan bahwa riset tentang kepribadian merek masih sedikit sekali dilakukan. Dalam perkembangannya kepribadian juga dapat dijadikan sebagai strategi dalam pembentukan merek yang baik dan dapat menjadi suatu konsep diri yang dianut oleh konsumen.


METODE
Perilaku Konsumen. Perilaku konsumen merupakan perilaku yang menampilkan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk ataupun layanan yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka. Perilaku konsumen berfokus pada cara konsumen individu, dan konsumen keluarga atau rumah tangga membuat keputusan untuk membelanjakan sumberdaya mereka yang tersedia (waktu, uang dan usaha) untuk barangbarang konsumsi yang terkait, mempelajari apa yang mereka beli, mengapa mereka membelinya, kapan mereka membelinya, di mana mereka membelinya, seberapa sering mereka membelinya, seberapa
sering mereka menggunakannya, bagaimana mereka mengevaluasi setelah mereka membelinya, dan bagaimana dampak evaluasi tersebut pada pembelian dimasa yang akan datang, dan bagaimana mereka membuangnya (Schiffman, et al, 2010).
Kepribadian Konsumen. Pemahaman tentang perilaku konsumen juga dalam rangka memahami tahapan dalam proses pembelian atau memutuskan suatu pembelian. Persepsi ciri-ciri kepribadian manusia bahwa kepribadian diturunkan atas dasar perilaku individu, karakteristik fisik, sikap dan keyakinan, dan karakteristik demografi (Aaker, 1997). Dalam penelitian tersebut dimensi kepribadian berdasarkan teori kepribadian menggunakan empat dimensi, yaitu: intuitive, thinking, extrovert dan perceptive. Penelitian tersebut menghasilkan temuan bahwa kepribadian juga memerankan pengaruh penting dalam penentuan pembelian toko virtual.
Citra Merek. Seperti halnya merek, citra merek adalah sesuatu yang berada dalam pikiran konsumen. Citra merek berkaitan erat dengan emosional konsumen atau nilai yang didapat oleh konsumen. Shank, et al. (1994) menyatakan citra dibangun dari periklanan, dari mulut ke mulut, produk dan informasi produk yang disampaikan. Citra merek juga merupakan salah satu interpretasi dari merek. Merek sebagai citra dilihat dari perspektif output (interpretasi dan pertimbangan konsumen terhadap kemampuan merek memberikan nilai tambah bagi mereka), bahwa merek sebagai citra didefinisikan merupakan serangkaian asosiasi yang dipersepsikan oleh individu sepanjang waktu, sebagai hasil pengalaman langsung maupun tidak langsung atas sebuah merek.
Kepribadian Merek sebagai Konsep Diri Seorang Konsumen. Citra produk dan pengguna menghasilkan pengalaman subjektif yang sering dianggap sebagai harmoni antara citra diri dan citra
produk atau, kesesuaian citra diri atau harmoni diri untuk jangka pendek. Konsep diri adalah persepsi individu terhadap kemampuan, keterbatasan, penampilan, dan karakteristik serta kepribadian yang dimiliki. Konsep diri adalah pengetahuan dan perasaan yang dimiliki oleh seseorang yang tersimpan dalam memorinya dan dapat diaktifkan dan digunakan untuk mempengaruhi keputusan pembelian.
Kepribadian Konsumen dan Kepribadian Merek. Setiap manusia memiliki kepribadian. Kepribadian menjadi semacam pembeda yang membuat diri kita unik dan mudah diingat orang lain.
Pengembangan Hipotesis. Pengembangan hipotesis dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu dan literatur yang relevan. H1 = Kepribadian pekerja keras berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H2 = Kepribadian pekerja keras berpengaruh terhadap konsep jujur dari kepri-badian merek sebagai konsep diri. H3= Kepri-badian positif berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H4 = Kepribadian positif berpengaruh terhadap konsep jujur dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H5 = Kepribadian skeptis berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H6 = Kepribadian Skeptis berpengaruh terhadap konsep jujur dari kepribadian merek sebagai konsep diri. H7 = Kepribadian petualang berpengaruh terhadap konsep kelas atas dari
kepribadian merek sebagai konsep diri. H8= Kepribadian petualang berpengaruh terhadap konsep jujur dari kepribadian merek.
Definisi Operasional. Definisi operasional secara keseluruhan variabel adalah sebagai berikut:
1)      Kepribadian Pekerja Keras. Penelitian Lee (2009) menggambarkan bahwa pekerja keras adalah kepribadian yang menghargai waktu atau sangat memperhatikan ketepatan waktu, melakukan segala sesuatu dengan teratur, selalu mengejar apa yang diinginkan dan produktif, memiliki tujuan yang jelas dalam segala sesuatu yang ingin dicapai.
Data penelitian. Data primer (primary data) adalah data yang dicari karena kedekatannya dengan kebenaran dan kontrol atas kesalahan (Cooper dan Schindler, 2008). Dalam hal ini data primer adalah data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data pendukung yang didapat dari internet, buku-buku dan literatur pendukung yang berkaitan dengan penelitian ini.
Metode Sampling. Teknik pengumpulan sampel tidak acak (non random sampling) dengan penentuan sampel purposiv (purposive sampling yaitu anggota sampel ditentukan berdasarkan pada ciri tertentu yang dianggap mempunyai hubungan erat dengan ciri populasi.
Analisis Regresi Berganda. Analisis regresi berganda dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang diajukan, menguji model atau kerangka penelitian yang diajukan.


SIMPULAN

Dari hasil uji statistik terhadap data dapat disimpulkan seluruh kepribadian konsumen dalam penelitian ini akan mempengaruhi seleksikonsumen terhadap kepribadian merek yang sesuai dengan konsep diri mereka. Konsumen lebih menyenangi membeli sebuah produk yang
sesuai dengan kepribadiannya. Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu sangat sedikit penelitian tentang pengaruh kepribadian konsumen terhadap keribadian merek, karena secara logika kurang wajar bahwa kepribadian konsumen memiliki pengaruh terhadap kepribadian merek. Akan lebih masuk akal jika penelitian mengambil tema pengaruh kepribadian kepribadian merek terhadap kepribadian konsumen, atau mengambil tema tentang pengaruh kepribadian konsumen terhadap preferensi pemilihan kepribadian merek. Kemudian keterbatasan lain menyangkut pemilihan objek
penelitian. Sebaiknya penelitian berikutnya memilih objek penelitian yaitu mobil dengan tipe
yang sama namun berbeda merek, sebagai contoh pada tipe city car Toyota dengan Yarisnya, Honda
dengan Jazz nya, Nissan, dan Mitsubishi, karena dengan pemilihan objek karena jumlahnya atau
tingkat ‘kelarisannya’ sedikit sulit untuk digeneralisasi kepribadian dari pemilik, dan seperti membandingkan buah apel dengan buah durian bukan membandingkan buah apel dengan buah apel.


DWIYADI SURYA WARDANA,Pengaruh Kepribadian Konsumen pada Pilihan Merek sebagai  Konsep Diri pada Kategori Produk,1,13,Maret,2011